Setelahitu peneliti juga membaca Novel "Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck" untuk mendapatkan data bagaimana realitas masyarakat Minang dibingkai dalam sebuah Novel. peneliti kemudian menganalisis film "Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck" dengan menggunakan Analisis Framing Model William A. Gamson dan Andre Modigilani dan peneliti
Karenaitu, "terlalu gegabah untuk menuduh Hamka plagiat seperti meneriaki tukang copet di Senen.". Bagaimana sikap Hamka sendiri atas kasus yang menimpanya. Dalam majalah Gema Islam (1962) ia menulis: "Tjatji maki dan sumpah-serapah terhadap diri saja dengan mengemukakan tuduhan bahwa buku Tenggelamnja Kapal Van der Wijck jang saja RomanTenggelamnya Kapal Van Der Wijck merupakan karya sastra berbentuk roman yang dikarang oleh Hamka pada tahun 1938. Sebelum diterbitkan menjadi sebuah buku, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck telah terbit sebagai cerita bersambung di majalah Pedoman Masyarakat pada tahun 1938. Kehadiran roman iEDS.
  • n13h31kvuj.pages.dev/159
  • n13h31kvuj.pages.dev/335
  • n13h31kvuj.pages.dev/24
  • n13h31kvuj.pages.dev/64
  • n13h31kvuj.pages.dev/101
  • n13h31kvuj.pages.dev/220
  • n13h31kvuj.pages.dev/97
  • n13h31kvuj.pages.dev/18
  • n13h31kvuj.pages.dev/304
  • bagaimana cerita film tenggelamnya kapal van der wijck